Senin, 28 Maret 2011

Sesama Anggota Dewan Nyaris Adu Jotos

Sidang DPRK Bener Meriah Ricuh
Wed, Feb 16th 2011, 10:11

REDELONG - Sidang Paripurna Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Bener Meriah, Senin (14/2), dengan agenda membahas perubahan anggota fraksi, berakhir ricuh. Sesama anggota dewan nyaris adu jotos di ruang sidang. Untung cepat dilerai, sehingga pergesekan itu tak sampai menyebabkan ada korban yang dipukul atau cedera.

Sidang paripurna khusus itu digelar sebagai ekses dari menyeberangnya empat anggota dewan dari dua fraksi gabungan, yakni Fraksi Bener Meriah dan Fraksi Redelong ke Fraksi Golongan Karya (Golkar).

Keributan itu sendiri terjadi lantaran ada perbedaan pendapat antara anggota Fraksi Golkar dengan Fraksi Gabungan Redelong dan Fraksi Gabungan Bener Meriah mengenai pembahasan alat kelengkapan dewan, Ini dikaitkan dengan fakta baru, yakni adanya perubahan susunan personel di tubuh ketiga fraksi tersebut.

Sebagai fraksi yang kedatangan “tamu” untuk bergabung, Golkar menginginkan dalam sidang paripurna khusus itu tidak cuma perubahan susunan anggota fraksi yang dibahas. Perlu dibahas juga perihal alat kelengkapan dewan. Tapi usul itu ditolak oleh Fraksi Bener Meriah dan Fraksi Redelong. Keduanya enggan membahas alat kelengkapan dewan dalam sidang itu, sehingga berujung ke situasi yang mulai memanas dan memicu perang mulut.

Berdasarkan pantauan Serambi, pada tahap awal dimulainya sidang yang dipimpin Ketua DPRK Bener Meriah, Drs Rusli M Saleh itu, sidang berjalan aman. Setelah sidang dibuka, sempat diskor 30 menit untuk menyusun struktur baru di tiga fraksi yang mengalami perubahan komposisi anggota.

Seusai diskor, sidang dilanjutkan dengan pembacaan nama-nama anggota di tiga fraksi tersebut. Pada saat itu suasana sidang mulai memanas, karena antarsejumlah anggota dewan mulai menginterupsi dan berdebat. Ada juga yang berteriak-teriak, karena merasa interupsinya tidak ditanggapi pimpinan sidang.

Sejumlah anggota dewan yang tergabung dalam Fraksi Golkar bersikeras meminta kepada pimpinan sidang agar langsung membahas alat kelengkapan dewan di dalam sidang paripurna khusus itu. Namun, anggota Fraksi Gabungan Redelong dan Fraksi Bener Meriah, tetap kukuh menolak pembahasan alat kelengkapan dewan dalam sidang itu. “Sesuai undangan yang kami terima hari ini, agendanya hanya membahas tentang perubahan anggota fraksi. Jika sidang dilanjutkan dengan pembahasan alat kelengkapan dewan, kami akan ke luar dari ruang sidang ini,” ancam Ir Suterisno dari Fraksi Redelong.

Pernyataan siap untuk walk out dari ruang sidang yang dilontarkan Ir Suterisno itu, ternyata tidak digubris oleh anggota dewan lainnya, terutama dari Fraksi Golkar yang tetap bersikeras agar alat kelengkapan dewan dibahas dalam sidang itu, sehingga perdebatan pun makin ramai.

“Berubahnya susunan fraksi otomatis alat kelengkapan dewan juga berubah, sehingga sesuai dengan tata tertib dewan, perlu segera dibahas masalah ini,” kata Ketua Fraksi Golkar, Ir Sarkati, sembari menyebutkan bahwa persoalan ini harus diselesaikan dengan kepala dingin dan beretika.

Setelah terjadi perdebatan beberapa menit, pimpinan sidang, Drs Rusli M Saleh, langsung menutup sidang paripurna khusus itu. Ia putuskan bahwa untuk membahas alat kelengkapan dewan tersebut akan dibahas dalam sidang berikutnya. Lalu ia ketuk palu tanda ditutupnya sidang paripurna khusus itu.

Baru saja palu diketuk pimpinan sidang, seorang anggota dewan, Marianto (Ketua Fraksi Gabungan Bener Meriah) dari Partai Gerindra, emosi. Ia merasa tersinggung karena diejek oleh seorang anggota Fraksi Golkar, Firmansyah dari Partai Demokrat. Serta merta kedua anggota dewan ini saling menantang untuk berduel.

Ir Suterisno yang sejak awal mulai geram, bergegas mengejar Firmansyah. Namun berhasil dihadang oleh anggota dewan lainnya, sehingga adu jotos urung terjadi. Pascainsiden itu, sejumlah anggota dewan yang nyaris terlibat adu jotos itu langsung didamaikan di ruang sidang. Mereka pun akhirnya langsung membubarkan diri demi menghindari terjadinya konflik yang lebih parah lagi.

Adapun empat anggota dewan yang bergabung ke Fraksi Golkar itu masing-masing Riduansyah dan Jusriadi dari Partai Bintang Reformasi (PBR). Mereka mundur dari Fraksi Gabungan Redelong untuk seterusnya bergabung ke Fraksi Golkar.

Dua orang anggota dewan lainnya yang bergabung dengan Fraksi Golkar adalah Guntarayadi SP dan H Misriadi MS, keduanya politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang tadinya bernaung di bawah Fraksi Gabungan Bener Meriah. Menyeberangnya dua politisi PDIP ke Fraksi Golkar itu baru mencuat ketika digelar Sidang Paripurna Khusus DPRK Bener Meriah, Senin (14/2), tapi Riduansyah dan Jusriadi dari PBR telah mengikrarkan kepindahannya pada sidang paripurna APBK beberapa hari lalu. (c35)

Sumber : Serambinews.com

Ketua Fraksi Redelong DPRK Bener Meriah Mundur

* Menyebrang ke Fraksi Golkar
Sun, Feb 13th 2011, 09:21

REDELONG - Anggota DPRK Bener Meriah dari Partai Bintang Reformasi (PBR), Riduansyah, mengambil keputusan mengejutkan dengan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Fraksi Redolong (gabungan beberapa parpol). Tidak hanya itu, Riduansyah juga menyatakan keluar dari Fraksi tersebut untuk selanjutnya bergabung dengan Fraksi Golongan Karya (Golkar).

Pengunduran Riduansyah disampaikannya langsung di hadapan anggota dewan dan pihak eksekutif Pemkab Bener Meriah, saat sidang paripurna pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Kabupaten (APBK) 2011 Kamis (10/2), di ruang sidang dewan setempat.

“Kami sebagai anggota DPRK yang berasal dari PBR menyatakan mengundurkan diri dan berhenti sebagai anggota dari Fraksi Redelong dan dan akan bergabung ke Fraksi Golkar,” tegas Riduansyah, saat menyampaikan pendapat akhir fraksi menjelang pengesahan APBK 2011 Kabupaten Bener Meriah. Sebagai gambaran, Riduansyah merupakan satu dari dua anggota DPRK Bener Meriah dari PBR.

Di DPRK Bener Meriah, terdapat tiga fraksi yakni Fraksi Golkar, Redelong, dan Fraksi Bener Meriah. Awalnya antara Fraksi Redelong dan Fraksi Bener Meriah memiliki keterkaitan dan keputusan saling mendukung sebagai saingan Fraksi Golkar. Namun berdasarkan informasi yang berkembang akhir-akhir ini, kedua Fraksi yang menjadi ‘lawan’ Fraksi Golkar itu, mulai retak diduga terkait kepentingan dukung mendukung pasangan calon dalam Pilkada 2011.

Kepada wartawan, Riduansyah menyebutkan, motivasi partainya keluar dari Fraksi Redelong dilandasi beberapa alasan. Menurutnya, ada beberapa poin persoalan yang menemui jalan buntu dan tidak saling sepakat dalam fraksi tersebut.

Persoalan itu, sebut Riduan, di antaranya terkait keputusan partainya yang mendukung calon dari Partai Golkar dalam Pilkada 2011. “Dengan adanya kesepakatan dari PBR untuk mendukung pasangan dari Golkar sehingga PBR menarik diri dari Fraksi Redelong,” ungkap Riduansyah.

Selain itu, kata dia, para anggota Fraksi Redelong yang berasal dari sejumlah partai politik, tidak mencapai kata sepakat terhadap usulan agar Fraksi Redelong cukup mengusung satu pasangan calon pada pilkada mendatang. “Ini juga menjadi alasan kami untuk keluar dari fraksi Redelong dan pindah ke Fraksi Golkar. Secara otomatis, kami tidak lagi mendukung apapun yang telah disepakati oleh Fraksi Redelong,” sebut Riduansyah.

Kembalikan aset
Ketua Komisi D DPRK Bener Meriah, Tgk Usman Yacub yang dimintai komentar terhadap persoalan ini mengatakan, inisiatif pengunduran diri Riduansyah sah-sah saja. “Tetapi saudara Riduansyah juga saya ingatkan, dengan keluarnya dari Fraksi Redelong, agar segera mengembalikan aset-aset milik fraksi yang selama ini, ia manfaatkan seperti mobil dinas dan sejumlah aset lainya,” sebut Tgk Usman.

Diakui Tgk Usman Yacub, selama ini ada ketidakharmonisan di dalam Fraksi Redelong namun hal itu dianggap masih wajar, karena semua dewan yang duduk di DPRK memiliki latar belakang dari partai politik yang berbeda. Namun diharapkan, semua anggota dewan harus bersatu, akur, serta memikirkan rakyat, bukan memikirkan perut sendiri. “Menurut saya wajar-wajar saja berbeda pandangan didalam berpolitik, namun kita juga harus memikirkan kepentingan rakyat yang lebih utama,” ujarnya.(c35)

Sumber : Serambinews.com

Jumat, 18 Maret 2011

14 Pejabat Bener Meriah Dimutasi

Fri, Feb 4th 2011, 08:57

REDELONG - Sebanyak 14 pejabat eselon II di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, dimutasi dan empat di antaranya telah memasuki masa pensiun. Sementara seratusan pejabat eselon III dan IV juga mengalami rotasi serta kenaikan pangkat. Pelantikan para pejabat tersebut dilakukan secara serentak oleh Wakil Bupati Bener Meriah, Sirwandi Laut Tawar, Rabu (2/1) di Oproom Setdakab setempat.

Pejabat eselon II yang mengalami pergeseran antara lain, Ir Azwirianyah, dari Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan menjadi Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja. Ir Makmun dari staf ahli bupati menjadi asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan, menggantikan posisi Ir Azwiriansyah.

Dra Mayang Semayang, jabatan lama Kabag Organisasi Pemkab Bener Meriah, menjadi staf ahli bupati Bidang Pembangunan. Lutfi Mirwan, dari Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja menjadi Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) Bener Meriah.

Selanjutnya, Bairinnuri dari Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil menjadi dilantik menjadi Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM). M Hasdi Kusman SH dari Kabag Evaluasi dan Data pada Bapedda Bener Meriah, menjadi Kepa Dinas Pemberdayaan Masyarakat. Syuhada dari Kepala Kantor Perizinan Terpadu Satu Pintu (KPTSP) Bener Meriah, pindah menjadi Inspektur pada Inspektorat Kabupaten Bener Meriah, drh Sofian dari sekretaris Distanakkan, dilantik menjadi Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bener Meriah. Dan terakhir, Ir Rusman dari sekretaris Badan Penyuluhan menjadi Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bener Meriah.

Sedangkan empat orang pejabat yang telah memasuki masa pensiun di lingkungan Pemkab Bener Meriah, antara lain Zaini Yusra, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan dan Hukum, Drs Bacrumsyah SE Msi, Kepala Badan Pemberdyaan Masyarakat dan Keluarga Berencana. Ishak MS Staf Ahli Bupati Bidang Pendidikan yang juga mantan Sekdakab Bener Meriah, telah memasuki masa pensiun.

Adapun mantan Kepala Inspektorat Bener Meriah, Aliudin Suku, juga memasuki masa pensiun karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan.

Sementara para pejabat eselon III terdiri dari kepala bagian (kabag) kepala bidang (kabid) dan sekretaris sebanyak 62 orang. Sedangkan pejabat eselon IV yang ikut dilantik untuk jabatan kepala seksi (kasi) dan kepala sub bagian (kasubbag) sebanyak 103 orang.

Masih kosong
Bupati Bener Meriah, Ir H Tagore Abubakar, yang dihubungi Serambi, Kamis (3/2) mengatakan, mutasi yang dilakukan di lingkungan Pemkab Bener Meriah, bertujuan untuk mengisi kekosongan pada sejumlah jabatan karena ada beberapa pejabat yang telah memasuki pensiun.

“Meskipun telah dilakukan rotasi untuk sejumlah posisi namun masih belum mencukupi untuk beberapa tempat yang masih kosong. Artinya, Pemkab Bener Meriah, masih kekurangan pegawai untuk beberapa jabatan,” kata Tagore.

Contohnya sebut dia, dalam mutasi yang dilakukan kemarin, tidak ada satupun camat yang diganti, padahal ada beberapa camat yang sudah cukup senior. Kendalanya, lanjut Bupati Bener Meriah ini, karena minimnya SDM yang memang benar-benar memiliki keahlian di bidang tersebut, sehingga terpaksa untuk jabatan sebagian camat masih tetap dipertahankan.

“Kami ragu untuk menempatkan orang pada posisi yang memang bukan keahliannya sehingga untuk belum ada pergantian pada posisi camat. Dan untuk bidang lain yang masih kosong sedang diupayakan untuk mencari orang yang tepat,” terang Ir H Tagore Abubakar yang, mengaku sedang berada di Kabupaten Gayo Lues.(c35)

Sumber : Serambinews.com

Lintas Bireuen-Takengon Sempat Tertimbun Longsor

Fri, Feb 4th 2011, 08:59

REDELONG - Hujan deras yang mengguyur kawasan Kabupaten Bener Meriah, selama beberapa hari terakhir telah menyebabkan terjadinya tanah longsor yang menimbun ruas jalan lintas Bireuen-Takengon. Ruas jalan yang sempat tertimbun tanah longsor terjadi, Selasa (2/2) sekitar pukul 20.00 WIB, di KM 77 lintas Bireuen-Takengon, tepatnya di daerah Kampung Karang jadi, Kecamatan Timang Gajah, Kabupaten Bener Meriah.

Seorang warga setempat, Aman Tona, kepada Serambi mengatakan, tanah longsor yang terjadi Selasa sempat mengganggu arus lalu lintas di daerah itu karena terjadi kemacetan panjang kendaraan yang datang dari arah Bireuen maupun Takengon, selama beberarapa jam.

“Memang saat itu guyuran hujan sangat deras sehingga mengakibatkan tanah dari sisi jalan turun hingga menutup badan jalan. Tanah longsor itu menutup sekitar sepuluh meter ruas jalan di KM-77 Kecamatan Timang Gajah,” kata Aman Tona.

Dikatakan, akibat tanah longsor itu, lintas Bireuen-Takengon, sempat terputus selama dua jam. Namun setelah diterjunkan satu unit alat berat dari Pemkab Bener Meriah, akses menuju maupun datang dari arah Bireuen, kembali normal dan bisa dilalui oleh kendaraan.

“Begitu kejadian, ada warga yang langsung melapor dan meminta untuk dikerahkan alat berat agar bisa menyingkirkan tumpukan tanah yang menimpun badan jalan. Alhasil sekira pukul 22.00 WIB, atau dua jam setelah kejadian jalur jalan kembali normal,” ungkapnya.

Ia sebutkan, pada malam terjadinya tanah longsor yang menimbun ruas jalan di KM-77, kondisi arus lalu lintas kendaraan menuju maumpun keluar dari Takengon, cukup ramai sehingga ketika kondisi jalan terputus terjadi kemacetan panjang kendaraan roda dua maupun roda empat.

“Kalau alat berat datangnya lama, mungkin bisa terjadi antrian panjang kendaraan hingga beberapa kilometer. Namun beruntung pihak terkait cepat tanggap menurunkan alat berat sehingga kemacetan tidak terlalu lama,” sebutnya.

Berdasarkan pantauan Serambi sebagian ruas jalan Bireuen-Takengon, telah dilakukan perbaikan maupun pelebaran, namun masih terdapat beberapa titik daerah yang rawan terjadinya tanah longsor di musim hujan. Sejak awal Januari 2011 lalu, terjadi beberapa kali tanah longsor di ruas jalan Bireun-Takengon, hingga menimbun ruas jalan dan sempat memutuskan akses lalu lintas di daerah itu.(c35)

Sumber : Serambinews.com

Kamis, 17 Maret 2011

Pemkab Bener Meriah Tandatangai MoU Pertumbuhan Ekonomi

Wed, Feb 2nd 2011, 09:09


Bupati Bener Meriah, Ir H Tagore Abubakar, menanda tangani kesepakatan dengan NGO-IOM terkait pelaksanaan proyek pertumbuhan ekonomi berkesinambungan di daerah itu. Penanda tanganan itu, dilakukan di Aula Setdakab Bener Meriah, Selasa (1/2).SERAMBI/MAHYADI

REDELONG - Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, melakukan penanda tangananan kesepakan (MoU) dengan pihak NGO Internasional Organisation Migration (IOM) dalam hal proyek pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di daerah itu.

Penandatanganan MoU yang digelar di Aula Setdakab Bener Meriah, Selasa (1/20), dihadiri Bupati Ir H Tagore Abubakar, Kepala Unit Proyek Management Unit (PMU), Prof Dr Ir Amhar Abubakar Msc, dan pihak perwakilan IOM, Konrad Close.

MoU itu merupakan proyek kegiatan dalam hal peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat di bidang perkebunan kopi. Tujuan lainnya dari program tersebut, untuk mengembalikan kepercayaan pembeli kopi terkait dengan kondisi kualitas kopi di daerah itu. “Projek ini bukan semata-mata untuk memperbaiki kualitas kopi melainkan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam sistem perkebunan kopi,” kata Konrad Close seorang perwakilan dari IOM.

Ia katakan, salah satu kegiatan yang nantinya akan bersentuh langsung dengan petani dalam proyek yang akan dijalankan ini, yakni dengan cara memberikan sosialisasi kepada petani tentang pola penanaman kopi serta beberapa permasalahan lain dengan sasaran pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan di Kabupaten Bener Meriah.

“Ada kebiasaan petani memetik buah kopi yang masih hijau. Padahal seharusnya kopi yang kualitasnya bagus harus menunggu buahya merah baru bisa dipetik. Kemungkinan kebiasaan itu karena faktor ekonomi para petani yang menuntut harus segera memetik buah kopinya yang masih hijau,” papar perwakilan IOM ini, sembari menambahkan, pihaknya akan menyediakan akses hubungan langsung dengan 75 pebisnis swasta atau eksportir kopi, agar petani dapat lebih terbantu.

Sementara itu, Kepala PMU Prof Dr Amhar Abubakar M Sc mengatakan, kedudukan pemerintah dan pihak IOM sebagai pelaksana perlu adanya sinergi dan saling koordinasi. “Ini adalah dana hibah dari asing yang dimasukkan ke APBN, dan ditujukan untuk perbaikan ekonomi masyarakat di dataran tinggi Gayo ini,” sebutnya.

Karena menurutnya, dana hibah tersebut tetap akan diperiksa oleh pihak terkait karena dana tersebut masuk melalui anggaran APBN. “Kegiatan ini dilaksanakan sesuai dengan proposal yang telah disepakati. Pemkab sebagai pengawas pekerjaan IOM yang melakukan kegiatan dilapangan. Saya sarankan pemerintah daerah agar membentuk tim monitoring terkait dengan proyek ini, jika kegiatan ini berhasil maka saya berjanji akan membawa investor lain ke Bener Meriah,” janji Amhar.(c35)

Sumber : Serambinews.com

Kamis, 03 Maret 2011

Sepanjang Januari 2011: Anjing Gila Gigit 4 Warga Bener Meriah

Thu, Jan 20th 2011, 08:51

REDELONG-Sepanjang Januari 2011, tecatat empat orang warga Kabupaten Bener Meriah, digigit anjing yang diduga terinfeksi rabies. Keempat korban gigitan anjing gila itu, berasal dari beberapa kecamatan di kabupaten tersebut. Rata-rata korban yang tergigit anjing gila didominasi dari kalangan anak-anak dan pelajar.

Terjangkitnya infeksi rabies pada hewan peliharaan milik masyarakat di daerah itu, salah satu faktor penyebabnya karena minimnya kesadaran masyarakat dalam memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaan seperti anjing dan kucing milik mereka.

Dari data yang diperoleh dari dinas terkait, terhitung sejak awal Januari 2011, empat orang yang menjadi sasaran gigitan anjing gila, antara lain, Danda (4,5) warga Pondok Sayur, Kecamatan Bukit, digigit pada 5 Januari 2011 lalu, disusul Riskan Akbar (15) warga Bintang Bener, Kecamatan Permata, yang digigit anjing gila pada 6 Januari 2011.

Korban ketiga, yakni Iwan Ramadan, warga Hakim Wih Ilang, Kecamatan Bandar, diserang anjing yang diduga terinfeksi rabies, pada 11 Januari lalu. Dan kasus terbaru adanya warga diserang serta digigit anjing yang diduga mengindap infeksi rabies terjadi pada tgl 18 Januari 2011 kemarin, yang menimpa salah seorang bocah, Armada (5) warga Tanjung Pura, Kecamatan Bandar.

Kepala Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Bandar, Kabupaten Bener Meriah, drh Ismail Harun, kepada Serambi Rabu (19/1) mengatakan, telah menerima laporan bahwa ada beberapa warga yang diserang dan digigit anjing yang diduga terinfeksi rabies di beberapa kecamatan di daerah itu.

“Sejak awal Januari 2011 sampai dengan sekarang kami sudah menerima laporan empat orang yang diserang. Namun belum dapat dipastikan apakah anjing yang menggigit warga itu telah terserang infeksi rabies,” kata drh Ismail Harun.

Melihat kondisi serangan anjing yang menggigit warga di beberapa kampung di daerah itu, dalam waktu yang tidak jauh berbeda, diduga hewan peliharaan itu, telah terinfeksi rabies. Namun, kata Ismail Harun, untuk memastikannya harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu.

Tetapi untuk mengantisifasi menularnya rabies kepada warga yang telah digigit, diharuskan bagi warga itu untuk mengecek kondisinya ke pusat kesehatan setempat. “Data yang ada pada kami ada empat orang yang sudah digigit. Tetapi informasi terbaru ada satu orang lagi, M Amin (40) Warga Uber-Uber, Kecamatan Mesidah, juga digigit anjing namum belum bisa dipastikan,” sebut Kepala Puskeswan Bandar ini.

Menurut drh Ismail Harun, pihaknya telah melakukan vaksin rabies terhadap hewan peliharaan yang berpotensi terserang infeksi rabies. Namun kendala yang ditemui di lapangan, masih banyak warga yang belum menyadari pentingnya diberikan vaksin pada hewan peliharaan mereka.

Bahkan, sebagian warga justru secara terang-terangan menolak petugas keswan untuk memberikan vaksin untuk anjing peliharaan. “Kendala petugas di lapangan karena banyak masyarakat yang menolak agar anjing peliharaannya tidak diberikan vaksin rabies. Padahal, petugas telah secara rutin turun ke lapangan untuk membagikan vaksin secara gratis namun tetap saja ditolak masyakat dengan berbagai alasan,” ungkapnya.

Akibatnya, tambah Ismail Harun, pemberian vaksin rabies kepada hewan peliharaan milik warga yang berada di wilayah kerja Puskeswan Bandar, hanya terealisasi sekitar 40 persen. Hal itu terjadi lantaran kurangnya kesadaran dari warga untuk memberikan vaksin rabies pada hewan peliharaannya. “Padahal, kalau hewan-hewan peliharaan itu terjangkit infeksi dan menyerang manusia, akibatnya bisa fatal,” pungkas Kepala Puskeswan Bandar ini.(c35)

Sumber : Serambinews.com